Cara Beragama di Zaman Sekarang: Harus Mengikuti Perkembangan Zaman atau Tidak?
Pernahkah kamu bertanya dalam hati, “Apakah beragama di zaman sekarang harus menyesuaikan perkembangan zaman, atau cukup kita berpegang pada cara lama
Pernahkah kamu bertanya dalam hati, “Apakah beragama di zaman sekarang harus menyesuaikan perkembangan zaman, atau cukup kita berpegang pada cara lama
Kamu tahu bahayanya? Jebakan ini tidak terlihat. Ia tidak seperti lubang besar di jalan yang bisa kamu hindari. Jebakan ini halus, membungkusmu dengan rasa nyaman. Kamu merasa aman di dalamnya, padahal sebenarnya pelan-pelan kamu terkunci, kehilangan waktu, kehilangan arah, dan pada akhirnya kehilangan dirimu sendiri
Hari ini saya ingin bicara langsung dengan kamu. Karena saya tahu, banyak anak muda yang merasa percaya diri dengan label Gen Z. Mereka pikir, dunia akan tunduk pada kreativitasnya. Padahal, kalau tidak hati-hati, justru Gen Z bisa jadi generasi yang paling rapuh dalam sejarah.
Saya ingin katakan langsung ke kamu, karena banyak anak muda hari ini terjebak dalam perangkap yang sama, yaitu terlalu “gak enakan”
Kamu mungkin sering mendengar orang bilang, “Ah, dunia ini cuma tipu-tipu.” Ada yang mengucapkannya dengan nada bercanda, ada pula yang benar-benar yakin.
Kamu pernah tidak merasa hidupmu berhenti hanya karena sakit? Rasa lelah, nyeri, atau tubuh yang tidak sekuat dulu sering membuatmu berpikir, “Saya tidak bisa lagi mengejar mimpi saya.” Jika kamu pernah merasa begitu, izinkan saya mengatakan sesuatu, kamu salah soal itu.
sebuah kurikulum yang saya temukan untuk melahirkan generasi lompatan besar, kamu nggak boleh terjebak di situ. Kamu harus tahu cara membedakan kesalahan dan kelemahan di tempat yang tepat.
Kamu mungkin pintar, punya banyak ide, bahkan aktif dalam banyak kegiatan. Tapi tanpa evaluasi diri, kepintaranmu bisa berubah jadi kesibukan kosong. Ide-idemu bisa terjebak di angan-angan. Aktivitasmu bisa menghabiskan energi, tanpa pernah menghasilkan perubahan nyata.
Mengapa saya katakan begitu? Karena saya ingin kalian mengerti bahwa bermimpi adalah hak setiap manusia. Tidak ada yang bisa melarang kalian untuk bermimpi setinggi langit. Tidak ada yang bisa membatasi imajinasi dan cita-cita kalian. Mimpi itu tidak perlu modal uang, tidak perlu ijazah tertentu, dan tidak menunggu kalian dewasa. Mimpi hanya butuh keberanian untuk memulainya.
Waktu adalah nikmat paling berharga yang Allah berikan kepada manusia. Semua orang mendapatkannya dalam jumlah yang sama, yaitu dua 24 jam sehari. Tetapi, hasil dari waktu itu akan sangat berbeda, tergantung bagaimana kita menggunakannya.