Orang Pemaaf Itu Bodoh
Kamu mungkin kaget atau bahkan tersinggung waktu baca judul ini. Masa iya sih, orang pemaaf itu bodoh?
Kamu mungkin kaget atau bahkan tersinggung waktu baca judul ini. Masa iya sih, orang pemaaf itu bodoh?
Masa jujur dosa?” Padahal dari kecil kita diajarin kalau jujur itu baik, jujur itu pahala, jujur itu jalan yang lurus.
Konsep ini ditemukan oleh Azmi Fajri Usman. Beliau bikin kurikulum ini buat ngasih tau anak muda kalau menemukan diri itu ada di dalam karakter jiwa.
ada satu konsep keren banget yang bisa jadi jalan ninja buat reset diri yang lama untuk upgrade diri kita yang baru, namanya Exponential Generation
Azmi Fajri Usman, Beliau bukan cuma pendiri RQV Foundation, tapi juga sosok yang terus konsisten menyuarakan pentingnya karakter hati dalam kehidupan anak muda. Beliau percaya, membangun bangsa itu nggak cukup cuma dari pendidikan formal, tapi juga dari kekuatan karakter.
The Power of Character” adalah kekuatan yang muncul dari dalam diri kita—dari hati, jiwa, tindakan, hingga cara kita berpikir dan bertindak mandiri. Karakter bukan Cuma soal baik atau buruk, tapi tentang bagaimana kamu menjalani hidupmu dengan nilai-nilai yang kuat. Di RQV Foundation, karakter bukan sekadar pelengkap pelajaran. Tapi inti dari pendidikan itu sendiri.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali terjebak dalam rutinitas yang membuat hati kita menjadi keras tanpa disadari. Kita mudah marah, mudah iri, cepat tersinggung, bahkan kadang merasa puas ketika melihat orang lain gagal. Padahal, dalam Islam, hati adalah pusat dari segala kebaikan dan keburukan. Hati yang bersih akan memancarkan amal-amal yang ikhlas dan mulia, sementara hati yang berpenyakit akan melahirkan tindakan yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
Keinginan untuk berqurban adalah sebuah niat yang sangat mulia. Namun, bagaimana jika seseorang belum punya uang? Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan:
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah “munafik”. Istilah ini kerap kali digunakan untuk menyebut seseorang yang tidak sesuai antara ucapan dan perbuatannya. Dalam Islam, sifat ini bukan hanya sekadar sikap negatif, tetapi termasuk dalam kategori dosa besar.
Apa Itu Brainrot? Secara harfiah, “brainrot” berarti “pembusukan otak.” Namun dalam konteks budaya populer, istilah ini digunakan untuk menggambarkan kondisi mental ketika seseorang merasa pikirannya ‘rusak’ atau tidak produktif akibat terlalu banyak mengonsumsi konten hiburan yang bersifat adiktif dan kurang bermanfaat. Biasanya ini merujuk pada binge-watching serial TV, scrolling TikTok berjam-jam, memainkan game mobile tanpa henti, atau terlalu lama berkutat di media sosial tanpa tujuan jelas.