Gayo Lues: Upaya Pemulihan Trauma Anak oleh RQV Foundation
Gayo Lues, Aceh – Bencana banjir yang melanda Kabupaten Gayo Lues telah meninggalkan dampak yang sangat serius bagi kehidupan masyarakat. Curah hujan tinggi yang terjadi secara terus-menerus memicu banjir bandang dan longsor di berbagai titik, mengakibatkan kerusakan infrastruktur, terputusnya akses jalan, serta mengisolasi sejumlah kecamatan hingga hari ini.

Salah satu wilayah terdampak terparah adalah Kecamatan Pining. Pascabencana, akses jalan menuju kecamatan tersebut masih terputus total akibat longsor besar dan amblesnya badan jalan. Jalur transportasi utama tidak dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat, sehingga mobilitas masyarakat lumpuh sepenuhnya. Akibat kondisi ini, distribusi logistik, layanan kesehatan, pendidikan, dan aktivitas ekonomi warga terganggu secara signifikan.

Dalam kondisi keterisolasian tersebut, masyarakat terpaksa menempuh perjalanan berjalan kaki sejauh ±18 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 8–9 jam hanya untuk mendapatkan bantuan logistik dan kebutuhan pokok. Warga terlihat berjalan beriringan menyusuri hutan, lereng curam, dan jalur berlumpur, sambil memikul beban berat di punggung mereka. Perjalanan ini penuh risiko dan sangat melelahkan, terutama bagi anak-anak, perempuan, dan lansia.

Potret di lapangan menunjukkan antrean panjang masyarakat yang membawa beras, bahan pangan, dan kebutuhan dasar lainnya secara manual. Banyak warga harus beristirahat di pinggir jalan akibat kelelahan ekstrem. Kondisi ini menjadi gambaran nyata betapa beratnya perjuangan masyarakat Gayo Lues untuk bertahan hidup pascabencana.

Selain merusak akses jalan, banjir juga berdampak pada lahan pertanian dan sumber penghidupan warga. Sawah, kebun, dan ladang terendam lumpur, menyebabkan gagal panen dan kerugian ekonomi yang besar. Fasilitas umum seperti jembatan, sekolah, serta sarana ibadah turut mengalami kerusakan. Aktivitas belajar mengajar terhenti, dan layanan kesehatan sulit menjangkau wilayah terdampak karena keterbatasan akses.
Di tengah kondisi darurat tersebut, dampak bencana tidak hanya dirasakan secara fisik, tetapi juga meninggalkan luka psikologis, khususnya bagi anak-anak. Banyak anak mengalami ketakutan, kecemasan berlebih, gangguan tidur, dan kehilangan rasa aman akibat banjir, longsor, serta situasi pengungsian yang tidak menentu. Trauma ini, apabila tidak ditangani sejak dini, berpotensi berdampak jangka panjang terhadap tumbuh kembang anak.
Menjawab kondisi tersebut, RQV Foundation hadir sebagai bagian dari respon kemanusiaan dengan menyalurkan bantuan yang tidak hanya bersifat logistik, tetapi juga menyasar pemulihan psikososial dan trauma healing bagi anak-anak terdampak banjir di Gayo Lues.


RQV Foundation menyalurkan paket bantuan trauma healing yang dirancang khusus untuk membantu anak-anak memulihkan kondisi mental dan emosional mereka. Paket tersebut berisi alat tulis, buku gambar, pensil warna, mainan edukatif, perlengkapan kebersihan anak, serta media kreatif lainnya yang dapat digunakan sebagai sarana bermain, belajar, dan mengekspresikan emosi secara positif.
Sebelum penyaluran, relawan RQV Foundation secara gotong royong melakukan proses pengemasan ratusan paket bantuan dengan penuh kepedulian. Setiap paket disiapkan agar ramah anak dan sesuai dengan kebutuhan psikologis anak pascabencana. Proses ini menjadi wujud nyata komitmen RQV Foundation dalam memberikan bantuan yang menyentuh aspek paling mendasar dari pemulihan anak-anak.
Penyaluran bantuan trauma healing dilakukan bersamaan dengan pendampingan langsung di lokasi terdampak. Relawan berinteraksi dengan anak-anak melalui aktivitas menggambar, bermain, bercerita, dan komunikasi ringan yang bertujuan menciptakan suasana aman, nyaman, dan menyenangkan. Aktivitas ini diharapkan dapat membantu anak-anak mengurangi rasa takut, membangun kembali rasa aman, serta menumbuhkan kembali keceriaan mereka.
Relawan RQV Foundation menyampaikan bahwa program trauma healing merupakan bagian penting dari respon kebencanaan. “Bencana tidak hanya menghancurkan rumah dan jalan, tetapi juga meninggalkan luka batin, terutama bagi anak-anak. Jika trauma tidak ditangani sejak dini, dampaknya bisa berkepanjangan. Karena itu, RQV Foundation berkomitmen untuk hadir membantu pemulihan mental anak-anak, sebagai bagian dari upaya menyelamatkan masa depan mereka,” ujarnya.
RQV Foundation meyakini bahwa pemulihan pascabencana harus dilakukan secara menyeluruh, mencakup aspek fisik, sosial, ekonomi, dan psikologis. Anak-anak yang pulih secara mental akan lebih siap untuk kembali belajar, bersosialisasi, dan menjalani kehidupan dengan harapan baru meskipun berada dalam keterbatasan.
Hingga saat ini, masih terdapat wilayah di Kabupaten Gayo Lues yang belum terjangkau secara optimal akibat akses yang terputus. Masyarakat sangat membutuhkan percepatan penanganan dari pemerintah, khususnya dalam pembukaan akses jalan darurat, distribusi logistik yang merata, serta perlindungan terhadap kelompok rentan.
Melalui siaran pers ini, RQV Foundation mengajak seluruh pihak—pemerintah, lembaga kemanusiaan, dunia usaha, dan masyarakat luas—untuk bersama-sama menunjukkan solidaritas dan kepedulian bagi masyarakat Gayo Lues. Dukungan dalam bentuk bantuan pangan, layanan kesehatan, pemulihan psikososial, dan perbaikan infrastruktur sangat dibutuhkan agar masyarakat dapat bangkit dari bencana.
RQV Foundation akan terus berupaya hadir di tengah masyarakat terdampak bencana dengan membawa harapan, kepedulian, dan semangat pemulihan. Karena bagi RQV Foundation, membantu anak-anak pulih dari trauma adalah langkah penting dalam membangun kembali kehidupan pascabencana.
Gayo Lues membutuhkan perhatian dan aksi nyata dari kita semua.
