Mimpi Itu Gratis

Para exponential generation yang saya cintai, izinkan saya berbicara dari hati hari ini. Ada satu kalimat sederhana yang sering saya ulang sejak dulu, kalau “Mimpi itu gratis.”
Mengapa saya katakan begitu? Karena saya ingin kalian mengerti bahwa bermimpi adalah hak setiap manusia. Tidak ada yang bisa melarang kalian untuk bermimpi setinggi langit. Tidak ada yang bisa membatasi imajinasi dan cita-cita kalian. Mimpi itu tidak perlu modal uang, tidak perlu ijazah tertentu, dan tidak menunggu kalian dewasa. Mimpi hanya butuh keberanian untuk memulainya.
Tetapi, jangan salah. Walaupun mimpi itu gratis, mewujudkannya tidaklah murah. Ada harga yang harus dibayar, seperti keringat, air mata, doa, perjuangan, dan ketekunan.
Mimpi yang Melahirkan RQV Foundation

Saya ingin kalian tahu, RQV Foundation yang hari ini menaungi kita semua, awalnya hanyalah sebuah mimpi. Saya memimpikan sebuah lembaga yang bukan hanya sekadar yayasan, tapi menjadi rumah besar bagi anak-anak yatim, dhuafa, dan generasi muda yang ingin tumbuh lebih cepat dengan jiwa yang kuat.
Waktu itu, banyak orang berkata mimpi saya terlalu besar, banyak yang mengatakan saya gila. Bagaimana mungkin seorang yatim piatu, yang bahkan tidak punya foto ayah atau ibu untuk dikenang, bisa mendirikan sebuah fondasi besar? Tapi justru dari situlah saya belajar: mimpi adalah bahan bakar kehidupan.
Dulu, saya tidak punya apa-apa kecuali mimpi. Tidak ada harta, tidak ada warisan besar. Tapi saya punya banyak ide, saya punya keyakinan, dan saya punya semangat untuk mewujudkannya. Dari situlah lahir RQV Foundation.
Yatim Piatu yang Berani Bermimpi

Sebagai seorang yatim piatu, saya tahu bagaimana rasanya hidup dalam keterbatasan. Ayah saya meninggal ketika saya masih kecil sekali, bahkan saya tak ingat wajahnya. Ibu pun menyusul, meninggalkan saya tanpa sempat meninggalkan foto yang bisa saya simpan.
Mungkin ada orang yang menyerah dengan keadaan seperti itu. Tapi saya justru memeluk keadaan ini sebagai bagian dari takdir yang harus saya hadapi. Saya katakan kepada diri saya sendiri, “Kalau waktu bersama orang tua saya begitu singkat, maka saya harus menggunakan waktu yang saya punya sekarang untuk sesuatu yang berarti.”
Saya ingin menjadi “Abi” Ayah Baru Indonesia, untuk anak-anak yatim yang merasakan sepi yang sama. Saya ingin mereka tahu bahwa kehilangan bukan akhir dari segalanya. Bahwa mereka pun boleh, bahkan harus, bermimpi besar.
Mimpi yang Melahirkan Ide
Tahukah kalian, jika dari mimpi itu bisa melahirkan ide? Dan dari ide lahir gerakan. Saya sering punya banyak ide, kadang terlalu banyak, sampai orang bertanya bagaimana semua itu bisa dijalankan. Jawaban saya sederhana, karena saya percaya bahwa ide tanpa aksi hanyalah lamunan, tapi ide yang dikejar dengan semangat akan menjadi kenyataan.
Kalian tidak perlu takut jika ide kalian dianggap “gila” atau “tidak masuk akal”. Semua penemuan besar di dunia ini dulu berawal dari mimpi yang dianggap mustahil. Lihatlah Thomas Edison, yang bermimpi menyalakan dunia dengan listrik. Lihatlah Wright bersaudara, yang bermimpi manusia bisa terbang. Mereka semua pernah ditertawakan, tapi mereka tidak berhenti bermimpi.
Begitu juga saya, mungkin tidak menemukan listrik atau pesawat terbang, tapi saya ingin menemukan cara bagaimana mejadkan anak-anak yatim di Indonesia menjadi Exponential Generation, dan bisa punya masa depan yang lebih cerah. Itu mimpi saya, dan saya akan terus berjuang mewujudkannya.
Mimpi yang Dibingkai Iman
Mimpi dalam Islam bukan sekadar angan kosong. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah (2:286):
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”
Ayat ini mengajarkan bahwa setiap mimpi besar yang Allah titipkan dalam hati kita, pasti sejalan dengan kemampuan yang Allah berikan. Jadi jangan takut bermimpi besar. Kalau Allah menitipkan mimpi itu dalam hatimu, berarti Allah juga menitipkan potensi untuk mewujudkannya.
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
“Jika salah seorang dari kalian meminta sesuatu kepada Allah, maka mintalah yang paling tinggi, mintalah Al-Firdaus.” (HR. Bukhari)
Hadits ini menegaskan, bermimpilah setinggi-tingginya, karena mimpi adalah doa yang belum terucap.
Pesan untuk Generasi Muda
Kepada kalian, generasi muda Exponential Generation, saya ingin sampaikan beberapa pesan:
- Jangan Takut Bermimpi Besar
Jangan biarkan keterbatasan membuat kalian malu untuk bermimpi. Saya sendiri lahir dari keterbatasan, tapi keterbatasan bukan penghalang untuk bercita-cita tinggi. - Ide Itu Boleh Banyak, Tapi Harus Wujudkan
Ide tidak akan berguna kalau hanya tersimpan dalam pikiran. Catat, diskusikan, dan lakukan. - Jangan Dengarkan Mereka yang Mengecilkan Mimpimu
Dunia akan selalu punya orang yang menertawakan ide-ide besar. Jangan biarkan mereka mengubur mimpimu. - Jadikan Iman sebagai Pondasi Mimpi
Mimpi tanpa iman bisa membuatmu tersesat. Tapi mimpi yang dibingkai iman akan membawamu pada keberkahan. - Ingat, Mimpi Itu Gratis, tapi Perjuangan Itu Mahal
Jangan hanya berhenti pada mimpi. Bayarlah harga perjuangan dengan disiplin, kerja keras, doa, dan kebersamaan.
Terakhir
Sahabat Exponential Generation yang saya cintai, saya ingin kalian selalu mengingat ini, kalau mimpi itu gratis. Jangan pernah batasi diri kalian untuk bermimpi. Bermimpilah setinggi-tingginya, lalu turunlah ke bumi untuk berjuang mewujudkannya.
RQV Foundation lahir dari sebuah mimpi. Kalian yang hari ini belajar, tumbuh, dan berkembang bersama saya, adalah bagian dari mimpi itu yang menjadi nyata.
Suatu hari nanti, saya ingin melihat kalian punya mimpi yang lebih besar daripada saya, dan berani mewujudkannya. Karena dunia ini akan berubah bukan oleh orang yang hanya berani hidup seadanya, tapi oleh mereka yang berani bermimpi besar, lalu bekerja keras untuk menghidupinya.
Literatur & Referensi
Al-Qur’an, QS. Al-Baqarah (2:286).
Al-Qur’an, QS. Ali Imran (3:159).
HR. Bukhari, Kitab al-Jihad, Bab al-Jannah.
Covey, S. R. (1990). The 7 Habits of Highly Effective People. Free Press.
Maxwell, J. C. (2009). Put Your Dream to the Test. Thomas Nelson.