Kondisi Terkini Aceh Tamiang Pascabanjir: Aktivitas Warga Terganggu, Kerusakan Infrastruktur Meluas

Aceh Tamiang Pascabanjir

Aceh Tamiang, 22 Desember 2025 — Kabupaten Aceh Tamiang saat ini masih berada dalam fase pemulihan pascabanjir yang melanda sejumlah wilayah dalam beberapa waktu terakhir. Curah hujan tinggi yang terjadi secara beruntun menyebabkan meluapnya sungai dan genangan air bercampur lumpur di kawasan permukiman, fasilitas umum, serta pusat aktivitas ekonomi warga. Dampak banjir terlihat jelas dari kerusakan rumah warga, jalanan berlumpur, hingga terganggunya aktivitas sosial dan perdagangan.

Berdasarkan dokumentasi lapangan yang dihimpun oleh Habib Rabbani, relawan RQV Foundation, kondisi di sejumlah titik menunjukkan kerusakan yang cukup signifikan. Rumah-rumah panggung milik warga tampak mengalami kerusakan pada bagian kolong dan lantai akibat terjangan air bercampur material lumpur dan kayu. Endapan lumpur tebal menutupi bagian dalam rumah, memaksa warga untuk mengeluarkan perabotan dan membersihkan sisa-sisa material banjir secara mandiri.

Pada sektor permukiman, banjir tidak hanya merendam rumah, tetapi juga merusak struktur bangunan. Beberapa rumah terlihat mengalami pergeseran pada bagian tangga dan penyangga, sementara material kayu berserakan di sekitar lokasi. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran warga akan keselamatan hunian mereka, terutama jika hujan kembali turun dengan intensitas tinggi.

Sementara itu, di kawasan pusat perdagangan dan pertokoan, dampak banjir terlihat sangat nyata. Jalan utama yang menjadi akses vital masyarakat dipenuhi lumpur, sampah, serta sisa material bangunan. Kendaraan roda dua dan roda empat harus melintas dengan sangat hati-hati akibat licinnya permukaan jalan dan genangan yang belum sepenuhnya surut. Aktivitas jual beli pun terganggu, dengan sebagian toko terpaksa tutup karena akses yang sulit dan kondisi lingkungan yang belum memungkinkan.

Dalam dokumentasi yang diambil di kawasan pertokoan, terlihat sejumlah bangunan ruko mengalami kerusakan pada bagian depan akibat terendam lumpur. Saluran drainase dipenuhi material tanah dan sampah, sehingga memperlambat proses pengeringan jalan. Warga dan pedagang tampak berupaya membersihkan area sekitar secara gotong royong, meskipun keterbatasan alat dan tenaga menjadi tantangan tersendiri.

Selain berdampak pada infrastruktur, banjir juga memukul perekonomian masyarakat Aceh Tamiang. Banyak warga yang menggantungkan hidup dari aktivitas harian seperti berdagang, ojek, dan usaha kecil harus menghentikan sementara kegiatannya. Pendapatan menurun drastis, sementara kebutuhan hidup pascabanjir justru meningkat, terutama untuk perbaikan rumah dan pemenuhan kebutuhan dasar.

Habib Rabbani, relawan RQV Foundation yang terjun langsung ke lokasi, menyampaikan bahwa kondisi psikologis warga juga perlu mendapat perhatian. Tidak sedikit warga yang merasa cemas dan lelah akibat banjir yang datang berulang. “Sebagian masyarakat masih membersihkan rumahnya secara manual, tanpa alat berat. Lumpur cukup tebal dan ini sangat menguras tenaga,” ungkapnya saat melakukan pendataan lapangan.

RQV Foundation melalui jaringan relawannya terus melakukan pemantauan kondisi di Aceh Tamiang. Selain dokumentasi, relawan juga berkoordinasi dengan masyarakat setempat untuk mengidentifikasi kebutuhan mendesak warga terdampak. Kebutuhan tersebut meliputi bantuan logistik, alat kebersihan, perlengkapan tidur, serta dukungan untuk perbaikan fasilitas umum yang rusak.

Kondisi jalan yang rusak dan berlumpur juga menjadi perhatian serius, mengingat jalur tersebut merupakan akses utama distribusi barang dan mobilitas masyarakat. Jika tidak segera ditangani, dikhawatirkan akan menghambat proses pemulihan ekonomi dan sosial di wilayah terdampak. Warga berharap adanya langkah cepat dan kolaboratif dari berbagai pihak untuk mempercepat normalisasi kondisi lingkungan.

Di tengah keterbatasan, semangat gotong royong masyarakat Aceh Tamiang tetap terlihat. Warga saling membantu membersihkan rumah, jalan, dan tempat usaha, meskipun dengan peralatan seadanya. Kehadiran relawan kemanusiaan menjadi penguat moral bagi masyarakat yang terdampak, sekaligus bukti nyata solidaritas untuk Aceh Tamiang.

RQV Foundation menegaskan komitmennya untuk terus hadir mendampingi masyarakat terdampak bencana. Dokumentasi lapangan yang dilakukan menjadi bagian dari upaya advokasi agar kondisi Aceh Tamiang mendapatkan perhatian lebih luas, serta mendorong sinergi antara masyarakat, lembaga kemanusiaan, dan pemangku kebijakan.

Dengan kondisi cuaca yang masih berpotensi berubah, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan menjaga keselamatan. Pemulihan Aceh Tamiang membutuhkan waktu, kerja sama, dan kepedulian dari berbagai pihak agar warga dapat kembali menjalani aktivitas secara normal dan bermartabat.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top