Semangat Adalah Kehidupan dan Kebersamaan
Sejak awal saya mengajar dan mendampingi para murid dalam kurikulum Exponential Generation, ada satu kalimat yang selalu saya tekankan, yaitu “Semangat adalah kehidupan dan kebersamaan.”
Sejak awal saya mengajar dan mendampingi para murid dalam kurikulum Exponential Generation, ada satu kalimat yang selalu saya tekankan, yaitu “Semangat adalah kehidupan dan kebersamaan.”
Suasana penuh syukur dan kebersamaan mewarnai peringatan Milad ke-10 RQV Foundation yang digelar di Masjid Al-Faizun, Bogor.
kalau kita kaitkan dengan Exponential Generation, kurikulum yang ditemukan oleh Azmi Fajri Usman, inspiratif adalah salah satu pondasi penting buat melahirkan manusia-manusia lompatan besar.
Inovatif itu memang kejam. Ia memaksa orang keluar dari zona nyaman, meruntuhkan bisnis lama, bahkan menghapus pekerjaan
Di dunia hari ini, kata “kreatif” terdengar seperti pujian. Orang yang seperti ini selalu dianggap keren, lebih visioner, bahkan lebih dihargai. Sementara sebaliknya, orang yang “bodoh” biasanya jadi bahan ejekan, diremehkan, dan dipandang rendah. Tapi coba kita pikir lebih dalam, benarkah kreatif selalu lebih baik daripada bodoh?
Ketika kamu mendengar kata “cerdas”, apa yang muncul di kepalamu? Mungkin bayangan orang yang pinter banget, bisa jawab semua soal ujian, punya IQ tinggi, atau jenius bikin startup miliaran dolar.
Di era modern ini, kata “kuat” seakan jadi mantra. Anak muda sering dituntut untuk kuat mental menghadapi tekanan, kuat fisik untuk terus produktif,
Kalau ada orang bilang, “gue pengen sehat biar bahagia”, itu udah mindset basi. Karena faktanya, sehat itu bisa jadi penyakit.
Tapi coba berhenti sebentar. Emangnya berani itu keren? Atau sebenarnya murahan?Kenyataannya, banyak anak muda salah kaprah soal arti berani.
Kamu mungkin kaget atau bahkan tersinggung waktu baca judul ini. Masa iya sih, orang pemaaf itu bodoh?