10 Desember 2025 — Update Resmi. Bencana banjir bandang dan longsor yang melanda sejumlah provinsi di Pulau Sumatera, terutama Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, telah menimbulkan dampak kemanusiaan yang sangat besar. Berdasarkan data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban meninggal dunia telah mencapai 969 orang. Di tengah upaya pencarian dan pertolongan, angka korban hilang terus disorot, dan ribuan warga terluka serta ratusan ribu terpaksa kehilangan tempat tinggal.
Bencana ini yang memasuki fase tanggap darurat, menyerukan solidaritas, koordinasi lintas sektor, dan aksi nyata dari semua pihak: pemerintah pusat dan daerah, lembaga kemanusiaan, organisasi non-pemerintah, media, serta masyarakat luas.
Total korban tewas di tiga provinsi tercatat 969 jiwa: dengan perincian 391 korban dari Aceh, 340 dari Sumatera Utara, dan 238 dari Sumatera Barat. Korban hilang terus menjadi perhatian, meskipun data terbaru menunjukkan penurunan, ratusan orang masih belum ditemukan.
Data sebelumnya menunjukkan tren peningkatan korban dari ratusan ke ratusan — memperlihatkan betapa parah dan meluas dampak bencana.
Korban Luka dan Pengungsi
Selain korban jiwa, ribuan warga dilaporkan mengalami luka, baik ringan maupun berat, akibat tanah longsor, reruntuhan bangunan, atau akibat kondisi jalan rusak dan tertimbun banjir.
Dampak kerusakan infrastruktur dan rumah tinggal sangat besar. Banyak rumah rusak atau hilang, fasilitas publik rusak, jalan dan jembatan putus membuat akses ke banyak wilayah terhambat, menyulitkan evakuasi serta distribusi bantuan.
Ribuan keluarga terpaksa mengungsi. Banyak warga hidup di tempat penampungan darurat, mengandalkan bantuan sementara sambil menunggu rehabilitasi.
Skala Wilayah Terdampak
Provinsi terdampak meliputi setidaknya tiga wilayah: Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar). Banyak kabupaten/kota di ketiga provinsi tersebut melaporkan kerusakan parah — baik pemukiman, jalur transportasi, fasilitas umum, maupun infrastruktur dasar (listrik, air, komunikasi).
Kondisi medan, curah hujan ekstrem, serta longsoran tanah membuat akses ke banyak lokasi terputus, mempersulit proses evakuasi dan pencarian korban.
Mobilisasi SAR dan Bantuan Cepat
Sejak awal bencana, BNPB, bersama instansi terkait pemerintah daerah, militer, kepolisian, relawan, dan organisasi kemanusiaan aktif mengerahkan tim SAR untuk melakukan evakuasi korban dan pencarian orang hilang. Evakuasi di daerah terpencil dan terisolasi mendapat prioritas, meski tantangannya besar.
Barang kebutuhan dasar, makanan, air bersih, selimut, pakaian, obat-obatan, terus didistribusikan ke posko pengungsian dan lokasi terdampak. Pemerintah dan relawan terus berupaya memperluas jangkauan bantuan, termasuk ke wilayah yang aksesnya masih terputus.
Perhatian tidak hanya pada penanganan darurat, tetapi juga pada pemulihan jangka menengah dan Panjang, perbaikan rumah warga, perbaikan jalan, jembatan, fasilitas umum, serta pelayanan dasar agar pengungsi bisa kembali ke kehidupan normal secepat mungkin.
Sekaligus, pemerintah terus meninjau penyebab bencana — baik dari aspek cuaca ekstrim, kondisi alam, maupun pengelolaan lingkungan — agar langkah mitigasi ke depan bisa dipersiapkan lebih matang.
Akses ke wilayah terpencil: Banyak daerah yang terisolasi karena jalan hancur, jembatan putus, atau longsoran tanah — ini memperlambat evakuasi, pencarian korban hilang, dan distribusi bantuan.
Sumber daya terbatas: Tim SAR, logistik, alat berat, kapal/udara — semua dibutuhkan secara masif. Dengan skala korban dan wilayah yang luas, upaya penanganan memerlukan koordinasi sangat besar dan sumber daya besar.
Kebutuhan mendesak warga terdampak: Perawatan medis, air bersih, sanitasi, makanan, tempat tinggal sementara — semua ini harus segera terpenuhi untuk mencegah krisis kemanusiaan tambahan seperti penyakit, kelaparan, atau trauma psikologis.
Kerusakan infrastruktur jangka panjang: Pemulihan rumah, jalan, jembatan, fasilitas publik — butuh waktu, biaya, dan komitmen besar. Pemulihan tidak bisa bersifat sementara saja.
Seruan Solidaritas & Aksi Bersama
Dalam situasi darurat seperti sekarang, dibutuhkan kolaborasi dari seluruh elemen masyarakat: pemerintah, lembaga kemanusiaan, organisasi non-pemerintah (LSM), dunia usaha, media, dan — terpenting — masyarakat luas. Berikut beberapa ajakan aksi:
1. Dukung penyaluran bantuan cepat — baik berupa donasi logistik, tenaga sukarelawan, maupun distribusi kebutuhan dasar ke lokasi pengungsian.
2. Ikut serta dalam pencarian korban yang hilang, termasuk mendukung tim SAR, menyediakan informasi akurat, atau ikut membantu komunitas lokal.
3. Dorong transparansi data dan koordinasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan lembaga kemanusiaan — agar distribusi bantuan tepat sasaran, adil, dan efisien.
4. Dukung upaya pemulihan jangka panjang — perbaikan hunian, fasilitas publik, sarana layanan dasar, serta mitigasi bencana di masa mendatang (lingkungan, perencanaan wilayah, dll.).
5. Bangun kesadaran bersama soal pentingnya mitigasi risiko — mulai dari perubahan pola tanam/hutan, tata guna lahan, hingga infrastruktrur tanggap bencana — agar bencana serupa bisa dicegah atau dampaknya diminimalkan.
“Kami menyampaikan duka yang sedalam-dalamnya atas jatuhnya korban jiwa dalam bencana ini. Prioritas utama sekarang adalah menyelamatkan nyawa, meringankan penderitaan para penyintas, dan memulihkan kehidupan masyarakat terdampak,” tegas Kepala BNPB.
Pemerintah, dalam koordinasi dengan instansi terkait, berkomitmen untuk terus mempercepat upaya tanggap darurat — evakuasi, distribusi bantuan, serta pemulihan infrastruktur — sambil memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam setiap tahap.
Selain itu, pemerintah membuka ruang bagi masyarakat dan lembaga kemanusiaan untuk bersama-sama membantu korban — dari donasi, relawan, hingga advokasi kebijakan mitigasi jangka panjang.
Bencana yang menimpa Aceh dan sejumlah wilayah di Sumatera merupakan tragedi kemanusiaan besar. Dengan korban yang terus bertambah, kerusakan luas, dan tantangan akses yang tak ringan — penting bagi kita semua untuk bersatu, bahu-membahu, dan bertindak cepat.
Hingga semua korban ditemukan, hingga semua penyintas mendapatkan bantuan, hingga pemulihan berjalan — tanggung jawab ini milik kita bersama.
Kami akan terus memperbarui data dan informasi seiring proses penanganan dan pemulihan berlangsung.
