Semangat di Balik Jahitan: Cerita Febri Ardiansyah

25 Agustus 2024 – Lahir di Palembang, Febri Ardiansyah adalah seorang kepala keluarga yang kini bekerja di Bandung di bidang konveksi. Meski jauh dari kampung halaman, Febri selalu berusaha untuk pulang ke Palembang, bertemu orang tua tercinta setahun sekali atau bahkan dua tahun sekali. Namun, perjalanan pulangnya pada tahun 2009 menjadi titik balik dalam hidupnya.

Pada tahun itu, setelah sekian lama tidak pulang, Febri memutuskan untuk kembali ke Palembang menggunakan sepeda motor. Perjalanan panjang dari Bandung ke Palembang ditempuh dengan harapan besar bisa melepas rindu dengan keluarga. Namun, takdir berkata lain. Ketika hampir tiba di rumah, tepat pada tengah malam di sebuah tikungan jalan, Febri mengalami kecelakaan tragis. Sebuah mobil besar dari arah berlawanan menabraknya, menghancurkan sepeda motor dan harapannya untuk bertemu orang tua dalam keadaan sehat.

Alih-alih disambut dengan pelukan hangat, orang tuanya menemukan Febri terbaring di rumah sakit. Luka parah di kakinya tidak dapat tertolong, dan dokter memutuskan bahwa amputasi harus dilakukan sesegera mungkin. Perawatan panjang yang ia jalani bukanlah hal mudah, namun semangatnya untuk kembali bekerja tetap menyala. Setelah luka amputasinya sembuh, Febri kembali ke Bandung, kali ini tanpa motor, hanya berbekal tongkat dan tekad baja untuk melanjutkan hidup.

Kehidupan tidak berhenti menghimpit, tetapi Febri tidak menyerah. Setelah menikah, ia melakukan segala upaya untuk menafkahi keluarganya. Dari mengojek hingga bekerja sebagai tukang jahit di sebuah pabrik pakaian, ia menjalani semuanya dengan penuh dedikasi. Dengan upah sebesar Rp4.000 per baju yang selesai dijahit, dalam sehari Febri mampu menyelesaikan 10 hingga 15 baju, bekerja dari pagi hingga malam demi memastikan keluarganya tetap terjaga.

Kini, Febri adalah seorang suami dan ayah dari seorang anak, dengan istri yang sedang mengandung anak kedua yang sudah berusia 8 bulan. Harapannya sederhana namun berarti: ia ingin memiliki mesin jahit sendiri di rumah. Mesin jahit satu jarum seharga sekitar dua juta rupiah adalah impian yang ia idamkan, agar ia dapat menghasilkan jahitan lebih banyak tanpa harus menempuh perjalanan sulit ke pabrik jahit. Mesin ini tidak hanya akan meringankan bebannya, tetapi juga menjadi alat untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi keluarganya.

Sejak saat itu, Pak Febri terus berjuang untuk mendapatkan bantuan kaki palsu, namun upayanya sering kali tidak mendapat tanggapan atau berakhir tanpa kabar. Hingga akhirnya, pada tahun 2024, melalui kolaborasi antara PT. Telkom Indonesia dan RQV Indonesia, Pak Febri mendapatkan bantuan kaki palsu yang sangat ia butuhkan.

Kini, dengan kaki palsu tersebut, Pak Febri bisa berjalan kembali tanpa kesulitan yang berarti. Ia tidak lagi merasa kesulitan dan bisa dengan lebih mudah untuk menjahit.

 

Meskipun masih sering merasakan kesulitan berjalan karena kondisi kakinya, Pak Febri tetap semangat untuk menjalani hidup dan terus berusaha menjadi pribadi yang berguna bagi keluarganya. Perjuangan dan semangat pantang menyerah Pak Febri menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama mereka yang menghadapi situasi serupa.

Tentang PT Telkom Indonesia PT Telkom Indonesia adalah perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia yang berkomitmen untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat melalui berbagai program sosial yang mendukung mereka yang membutuhkan.

Tentang RQV Indonesia RQV Indonesia adalah organisasi sosial yang berfokus pada pemberdayaan anak yatim dan dhuafa di seluruh Indonesia, dengan berbagai program yang mendukung pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan mereka.

Dengan bantuan orang-orang baik, Febri berharap impian sederhana ini bisa terwujud, memberikan harapan baru bagi seorang pejuang keluarga yang tak pernah menyerah.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top